Madrid, 26 Oktober 2025 El Clásico edisi musim 2025/26 kembali memihak Real Madrid.
Bermain di Santiago Bernabéu, Minggu malam waktu setempat, pasukan Xabi Alonso menundukkan Barcelona 2–1 lewat gol dari Kylian Mbappé dan Jude Bellingham.
Sementara Blaugrana hanya mampu membalas lewat Fermin Lopez.
Kekalahan ini bukan hanya kehilangan tiga poin bagi Barcelona, tapi juga sinyal bahwa pelatih Hansi Flick masih harus menemukan formula ideal untuk mengembalikan keseimbangan permainan timnya.
Babak Pertama: Dominasi Tak Cukup untuk Kemenangan
Barcelona tampil dengan percaya diri di awal laga.
Hansi Flick menurunkan formasi menyerang 4-3-3 dengan Pedri, Gavi, dan Fermin Lopez di lini tengah, sementara Lamine Yamal dan Ferran Torres mendukung Robert Lewandowski di depan.
Dominasi penguasaan bola mencapai 68%, tapi peluang mereka sering terhenti di sepertiga akhir.
Real Madrid justru tampil lebih efisien.
Menit ke-22, Kylian Mbappé membuka keunggulan lewat tembakan kaki kanan setelah menerima umpan matang dari Jude Bellingham.
Namun Barcelona tak butuh waktu lama untuk menyamakan kedudukan.
Enam menit kemudian, Fermin Lopez mencetak gol penyeimbang hasil kerja sama apik dengan Pedri.
Pertandingan berjalan terbuka, tapi Madrid menunjukkan efektivitas luar biasa.
Menit ke-43, Bellingham kembali jadi pembeda.
Mantan pemain Dortmund itu menuntaskan peluang dari dalam kotak penalti setelah kombinasi cepat dengan Vinícius Jr.
Skor 2–1 bertahan hingga turun minum.
| Statistik Babak 1 | Real Madrid | Barcelona |
|---|---|---|
| Penguasaan Bola | 35 % | 65 % |
| Tembakan | 10 | 7 |
| Tepat Sasaran | 5 | 3 |
| Gol | 2 | 1 |
Babak Kedua: Flick Coba Berubah, Tapi Madrid Lebih Siap
Di babak kedua, Hansi Flick mencoba menambah intensitas serangan dengan memasukkan Joao Felix dan Raphinha.
Barcelona bermain lebih menekan, tetapi lini belakang Madrid tetap solid.
Antonio Rüdiger dan Éder Militão menjaga area pertahanan dengan rapat, sementara kiper Andriy Lunin tampil gemilang dengan tiga penyelamatan penting.
Flick terlihat frustrasi di pinggir lapangan karena timnya tak mampu menembus blok pertahanan Madrid yang terorganisir.
Serangan Barça sering patah sebelum mencapai kotak penalti, dan Lewandowski nyaris tak mendapat suplai bola bersih.
Vinícius dan Mbappé di sisi lain terus mengancam lewat serangan balik cepat, memaksa pertahanan Blaugrana tetap waspada.
Komentar Pelatih: Dua Filosofi Berbeda
Xabi Alonso menilai kemenangan ini lahir dari disiplin taktik dan efisiensi penyelesaian.
“Kami tahu mereka akan menguasai bola, jadi kami fokus menjaga struktur dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang,” ujar Alonso.
“Tim tampil dewasa, dan pemain seperti Bellingham kembali menunjukkan kelasnya.”
Sementara itu, Hansi Flick mengakui Barcelona belum seimbang antara menyerang dan bertahan.
“Kami terlalu mudah kehilangan bola di momen transisi. Kami bermain bagus di 30 meter pertama, tapi kehilangan kontrol di area sepertiga akhir,” ujar pelatih asal Jerman itu.
“Kami harus menemukan formula baru agar lebih tajam dan tetap solid di belakang.”
Performa Pemain Kunci
| Pemain | Tim | Catatan |
|---|---|---|
| Jude Bellingham | Real Madrid | 1 Gol, 1 Assist, 87% Akurasi Umpan |
| Kylian Mbappé | Real Madrid | 1 Gol, 4 Tembakan Tepat |
| Vinícius Jr | Real Madrid | 1 Assist, 3 Dribel Sukses |
| Fermin Lopez | Barcelona | 1 Gol, 2 Key Pass |
| Lamine Yamal | Barcelona | 0 Gol, 1 Peluang Diciptakan |
Bellingham dan Mbappé menjadi pembeda di lini depan Madrid dengan kecepatan dan penyelesaian akhir mematikan.
Sementara di kubu Barcelona, Fermin Lopez jadi satu-satunya pemain yang menunjukkan inisiatif serangan berbahaya.
Analisis: Flick Masih Mencari Kombinasi Tepat
Kekalahan di Bernabéu memperlihatkan bahwa Barcelona masih dalam tahap penyesuaian di bawah Hansi Flick.
Mereka bisa menguasai bola, tapi belum mampu mengubah dominasi menjadi peluang efektif.
Ketiadaan keseimbangan antara lini tengah dan depan membuat Blaugrana mudah diserang balik.
Beberapa keputusan taktis juga dipertanyakan, seperti posisi Yamal yang terlalu dalam dan kurang dukungan bagi Lewandowski.
Flick harus mencari cara agar kreativitas Pedri dan Gavi tak hanya berhenti di tengah, melainkan bisa menembus kotak penalti lawan.
Klasemen La Liga 2025/26 (Pekan ke-10)
| Pos | Klub | Main | Gol | Poin |
|---|---|---|---|---|
| 1 | Real Madrid | 10 | 27–10 | 27 |
| 2 | Girona | 10 | 23–12 | 22 |
| 3 | Barcelona | 10 | 22–13 | 22 |
| 4 | Atlético Madrid | 10 | 20–11 | 20 |
| 5 | Real Sociedad | 10 | 18–15 | 18 |
Kemenangan ini membuat Real Madrid memperlebar jarak jadi lima poin dari Barcelona di klasemen sementara.
Sedangkan Blaugrana harus cepat bangkit karena jadwal padat menanti, termasuk laga Liga Champions tengah pekan.
Kesimpulan
El Clásico kali ini memperlihatkan dua hal: Real Madrid sudah matang dengan sistem Xabi Alonso, sementara Barcelona masih mencari identitas baru di bawah Hansi Flick.
Meski tampil dominan secara statistik, Blaugrana kurang tajam dalam penyelesaian akhir.
Madrid justru menunjukkan efektivitas tinggi dua peluang besar, dua gol, dan kontrol penuh di momen krusial.
Flick punya pekerjaan rumah besar: menemukan kombinasi yang bisa menyeimbangkan kreativitas dan kedisiplinan.
Kalau tidak, Barcelona bisa kehilangan momentum terlalu cepat dalam perebutan gelar musim ini.
Penulis: Usaha Sendiri Itu Berat
Bandung, 27 Oktober 2025
